CERITA DARI SIMBARWARINGIN


Hay pembaca JKM. Masih ingatkah tentang kelurahan Simbarwaringin? Ya itu adalah desa kelahiranku. Di cerita ke 23 ini dwi akan bercerita kisah nyata, bukan dwi saja yang mengalami. Tapi seluruh warga Simbarwaringin 11a dan 11b. Pasti pada heran, kenapa bisa mengalami semua? Iya, tentu di tahun 2015 yang lalu, bulan dan hari saya lupa, namun kisah ini tidak akan terlupakan oleh kami yang mendengar dan melihatnya secara langsung.



Sebenarnya saya sendiri enggan menceritakannya, karena ini adalah menyangkut privacy tetangga lamaku. Ya, cerita ini ketika saya masih di rumah lama, alias di rumah kompleks jalan buntu. Entah malam itu malam apa, jam 8 malam. Sebagian orang sudah masuk rumah sambil bersantai menikmati acara televisi. Tapi tidak bagiku, entah malam itu saya tidak lembur kerja, saya sudah di rumah dan menikmati santai di kamarku sambil bermain fb, karena aku sendirian di rumah.
Saya hanya mendengar suara televisi kanan-kiri rumahku yang sepertinya menyalakan gelombang yang sama. Tiba-tiba seperti ada suara orang menangis lalu menjerit dan hilang. Ku pikir itu suara televisi film horor, tapi kok aneh, kataku. “Perasaan pada nonton dangdut d’terong, kok ada film horornya?” kataku dalam hati. Mataku mulai melirik ke kanan-kiri, tapi suasana sudah mulai tenang.
Lalu tiba-tiba anak dan suamiku pulang ke rumah, dan kami pun tertidur. Keesokan harinya, hari kerjaku sedang di liburkan jadi saya bisa bersosialisasi ke tetangga, walaupun hanya sekedar ketemu saat beli sayuran pagi. Tiba-tiba pada geger tentang suara semalam, mba sumi, mba min dan bu bayan ternyata mendengarnya. Akhirnya jadilah membahasnya, lalu aku bertanya “lho kirain semalam pada nonton horor, tapi kok ada lagu dangdut” kataku pada mereka.
“Omonge sopo, puguh isek asyik nonton d’terong, kok krungu uwong ngguyu, terus nangis karo njerit, tak kiro fadly karo abahe gojek karo koe” (kata siapa, lagi asyik nonton d’terong, kok dengar orang ketawa, terus menangis sambil menjerit, ku kira si fadly dan abahnya lagi jahilin kamu) kata bu bayan padaku. “Enggak tuh” kataku. Lalu semua orang merinding, dan enggan membahasnya.
Tapi ada yang masih berbisik-bisik, tapi saya cuek lalu membayar sayuran yang ku beli, terus masuk ke rumah tidak lupa berpamitan pada semuanya. Keesokan harinya, saya berangkat kerja lagi, tapi di tempat kerja juga pada geger tentang suara itu. Aku baru saja datang, tiba-tiba ibu lis menyapaku dan berkata “hey, kemarin malam pada dengar gak sih? Semuanya pada geger lho, tempatmu pada geger gak?” kata bu lis padaku.
“Oh, pasti tentang suara menangis itu ya?” kataku pada semuanya. Sambil menaruh tas dan memakai perlengkapan kerja dengan santai, seolah tak mau bahas. Tiba-tiba bu lis menceritakan semuanya yang terjadi malam itu. “Eh tau gak, kemarin malam salon pangkas rambut milik pak topa di datangi miss kunti” kata bu lis. Lalu aku mulai menanggapi dan lainnya menyimak cerita dari bu lis.
“Bukan cuma pak topa yang melihatnya, tapi mas broto, suamiku dan yang lain melihatnya pas lagi terbang sambil menangis dan menjerit lalu menghilang” bu lis mulai meyakinkan aku. “Sebelum terbang, pak topa melihat wajahnya dan bertanya pada miss kunti itu, kenapa berdiri di samping salon pangkas rambut? Tapi si kunti hanya diam dan tertawa, lalu terbang sambil menangis” jelasnya lagi.
Ternyata firasatku benar, hantu itu adalah tetanggaku sendiri, rumahnya dekat dengan rumahku, karena dia baru saja meninggal 7 hari yang lalu. Karena cara meninggalnya mengisahkan misteri yang di pendamnya dan suaminya. Itu sebabnya bu lis cerita bersemangat padaku, karena dia pikir saya tahu tentang misteri itu dan aku adalah salah satu tetangganya. Lalu ku ceritakan semuanya pada mereka yang aku tahu termasuk kejadian kemarin malam juga.
Benar dan nyata, suara itu terdengar oleh semua warga, tapi pertanyaannya ,kenapa dia memperlihatkan diri di sini? Kenapa bukan di lingkunganku? Miss kunti itu adalah tetanggaku yang sedang mengandung 9 bulan. Entah mengapa kandungannya di rahasiakan dari kami para warga bahkan pada anak-anak kandungnya sendiri. Sempat saya heran melihat perutnya yang besar, ketika ia masih hidup dan berbelanja sayur denganku di depan rumahnya.
Entah mengapa dia berubah, bahkan lebih pendiam dan sering mengurung diri di rumah. Padahal sebelumnya, dia seorang yang paling aktif dan pandai bermasyarakat seperti suaminya. Ketika ia meninggal pun menyimpan misteri hingga sekarang, dia sengaja melahirkan anaknya di kamar mandi sendirian, tanpa sepengetahuan siapapun. Tentu saja bu bayan yang sekaligus sahabatnya tidak tahu jika dia hamil dan melakukan hal nekat.
Setelah di tolong dan akan di bawa ke rumah sakit, namun terlambat. Pendarahan hebat sehingga nyawanya tak tertolong. Bayi yang di lahirkan pun sudah tidak bernyawa di ember yang dia letakan di sampingnya saat dia melahirkan di kamar mandi. Dan suara tangisan malam itu adalah suara dia yang sedang menggendong anaknya. Semoga arwahnya tenang dan di terima di sisi Allah SWT. Amin.

Sumber : C-H

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PPB TUGAS 1

EAS PBKK